Wednesday, January 13, 2010

Topik:Media Massa


Teror Media Televisi Indonesia

 Perkembangan televisi di Indonesia
 Dampak perkembangan televisi
 Fungsi Televisi bagi masyarakat
 Televisi sebagai Program Pendidikan
 Konsep-konsep komunikasi dan hubungannya dengan media massa.
 Televisi bisa menyulap sikap dan perilaku masyarakat

1. Matikan TV-Mu!
• Pengarang: Sunardian Wirodono
• Kota & Tahun Terbit:Yogyakarta,2005
• Bab:7 “Pengaruh Buruk Televisi”
• Hal: 139-157

Televisi merupakan media yang paling luas dan mudah dikonsumsi masyarakat Indonesia. Televisi telah menjadi kebutuhan keluarga yang sudah menjadi kebutuhan primer. Setiap keluarga, mulai dari pelosok Tanah Air hingga masyarakat perkotaan sudah memiliki televisi di rumah masing-masing.Dengan adanya televisi masyarakat dapat dengan mudah memperolehinformasi, ilmu pengetahuan, dan mengakses program televisi yang disukainya, tanpa memerlukan pengorbanan yang berat. Kita bisa langsung memencet angka tombol berapa pada televisi dan stasiun televisi mana yang kita inginkan.realitas tayangan televisi yang penuh dengan fatamorgana, hiperealitas dan bertendensi mengeksploitasi pemirsa.
Lebih ironisnya lagi, berita kriminal yang ditayangkan televisi itu juga sering kali bersifat diskriminatif dan hanya menyoroti penjahatnya. Seolah-olah pelaku kejahatanlah yang salah. Polisi datang sebagai hero yang menolong masyarakat. Itu merupakan manipulasi setting yang perlu mendapatkan penilaian ulang.

2. Televisi sebagai media Pendidikan
• Pengarang: Drs.Darwanto
• Kota & Tahun Terbit:Yogyakarta,2007
• Bab: 2 “Televisi Sebagai Media Massa”
• Hal: 25-35

salah satu alasaan kenapa televisi bisa dijadikan sebagai pendidikan adalah karena televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam mempengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan negara dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai sarana pendukung
Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya yang cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki oleh televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola pikirnya, maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.


3. Media Komunikasi
• Pengarang: Sudarsono Sudirdjo
• Kota & Tahun Terbit: Jakarta, IKIP Jakarta 1995
• Bab: 4 “Televisi sebagai Program Pendidikan”
• Hal: 45-56

Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai ciri masing-masing. Media komunikasi massa mampu meniadakan hambatan waktu dan tempat, seperti yang dinyatakan bahwa dunia semakin kecil dibanding sebelumnya disebabkan kehadiran media komunikasi massa, informasi tentang suatu negara akan dapat diketahui pada waktu yang relatif singkat di belahan dunia yang lain Jadi peranan media massa seperti tv akan semakin menentukan dalam pembangunan dunia pendidikan yang semakin global.
. Penggunaan media komunikasi massa seperti tv, apapun termasuk yang untuk tujuan pendidikan tidak terlepas dari prinsip komunikasi. Karena tv adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya. Sebelum membicarakan tv sebagai media komunikasi massa, lebih dahulu perlu mengkaji model-model komunikasi.

4. Potensi Media Televisi
• Pengarang: Skomis
• Kota & Tahun Terbit:
• Bab: 2 “Antara Televisi, Anak, dan Keluarga”
• Hal: 27-35

Memang televisi semakin dekat dengan anak. Banyaknya pilihan acara yang disuguhkan dari berbagai stasiun televisi, membuat anak semakin senang nongkrong di depan layar televisi. Pihak stasiun televisi tidak sedikit menyediakan acara-acara khusus untuk dikonsumsi anak-anak. Simak saja acara-acara Sabtu dan Minggu pagi hampir semua stasiun TV menyajikan program anak-anak. Apalagi kini komunikasi antara orang tua dan anak cenderung berkurang sebagai konsekuensi kesibukan para orang tua pada pekerjaaanya serta makin hilangnya budaya dongeng orang tua saat pengantar tidur.
Televisi diduga bisa menyulap sikap dan perilaku masyarakat, terutama pada anak-anak. Menurut Skomis, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (gerak/live) yang bisa bersifat politis, bisa, informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.

5. KOMUNIKASI MASSA
• Pengarang: Nurudin,M.Si
• Kota & Tahun Terbit: Jakarta,2007
• Bab: 3”FUNGSI MEDIA MASSA ”
• Hal: 63-74
1. Surveillance (pengawasan)
 Warning before surveillance (pengawasan peringatan)fungsi yang terjadi ketika MM menginformasikan tentang ssuatu yang berupa ancaman, ex. Bahaya tsunami,banjir, gempa, kenaikan harga, dll.
 Instrumental surveillance (pengawasan instrumental) penyebaran/penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari ex. Resep masakan, produk-produk baru, dll.
2.Interpretation (penafsiran)
 MM tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga meberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting,ex. Tajuk rencana (editorial) berisi komentar dan opini dilengkapi perspektif terhadap berita yang disajikan di halaman lain
3.Linfkage (pertalian)
 MM dpat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu, ex. SBY undur diri dari kabinet Megawati dan menaikkan pamor Partai Demokrat.
4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)
 fungsi sosialisasi: cara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok
5. Entertainment (hiburan)
 banyak kita jumpai pada media televisi dan radio.

Teror Media Televisi Indonesia
Perkembangan pertelevisian di Indonesia dua tahun terakhir ini memang amat menarik, televisi-televisi swasta bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada. Tercatat lebih dari 17 TV yang ada di Indonesia adalah TVRI, RCTI, SCTV, TPI, AN-TV, Indosiar, Trans-TV, Lativi, TV-7, TV Global, dan Metro TV ditambah TV-TV lokal
Acara televisi yang variatif dan menarik membuat orang terpengaruh untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun dibalik itu semua dengan dan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh positif dan negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa.
Sisi positif yang terdapat pada media televisi bagi kita ialah televisi hadir sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia. Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi pada masyarakat abad kedua puluh dengan datangnya media masa televisi. Selain itu televisi mampu menghibur kita dari berbagai macam kepenatan dengan acara-acara yang disajikan sehingga televisi merupakan salah satu sarana hiburan sangat dibutuhkan semua orang.
Televisi berpotensi besar memberikan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak, karena televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Memang terdapat usaha untuk menggerakkan para orangtua agar mengarahkan anak-anak mereka supaya menonton program atau acara yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada prakteknya, sedikit sekali orangtua yang memperhatikan ini.
Hal yang sangat dikhawatirkan dari kalangan orang tua ialah anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Televisi, selain selalu tersedia dan amat mudah diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederet acara dari tiap stasiun televisi, tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera, sehingga tidak dapat dipungkiri kalangan anak-anak dan dewasa telah teracuni oleh media televisi.
Banyak acara televisi yang sama sekali tidak menghargai kehidupan bermasyarakat dan beragama. Mengajarkan orang bagaimana berbuat licik, jahat, membunuh, seni berbohong. Tayangan-tayangan yang berbau kekerasan, seksual, banyak mempengaruhi jalan pikiran pemirsa yang akibatnya adalah mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang normal untuk dilakukan.Disatu sisi televisi menjadi sarana sebagai media informasi, hiburan bahkan bisa sebagai kemajuan kehidupan, namun disisi lain TV dapat menularkan efek yang buruk bagi sikap, pola pikir, perilaku anak.

No comments:

Post a Comment